Apakah kebenaran
itu adalah sesuatu yang dilihat oleh mata ataukah yang tersembunyi di balik apa
yang terlihat? Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa dijelaskan sebagai
berikut.
Kebenaran
memiliki alam yang terselubung, tersembunyi, dan sangat dinamis. Di alam ini,
pengetahuan terus-menerus ditutupi, disaring, dan dipilah-pilah.
Informasi-informasi palsu dibuat sebagai selimut untuk menyembunyikan kebenaran
dan kenyataan. Pikiran-pikiran diarahkan, dan dengan begitu, keputusan dapat
dibentuk sesuai dengannya.
Mari kita
lanjutkan ke pertanyaan yang lebih sulit. Siapakah orang-orang yang
menyembunyikan kebenaran? Apakah sekelompok orang jahat atau hanya otak kita?
Konspirasi ada di semua tempat
Mengarang teori
konspirasi untuk segala macam hal adalah sesuatu yang mudah. Misalnya,para
alien yang telah membangun piramida, pendaratan pertama di Bulan difilmkan di
lokasi syuting, Area 51 adalah fasilitas yang memproduksi teknologi alien, dan
masih banyak lagi. Konspirasi begitu mendarah daging dalam kehidupan kita
sehingga menyebar ke mana- mana, bahkan ke rumah kita.
Jika ditanya
"Siapa yang menerima teori konspirasi?" jawabannya adalah siapa pun
bisa menerimanya, baik laki-laki, perempuan, orang tua, anak muda, orang
berpendidikan, maupun yang berpenghasilan. Dalam hal teori konspirasi,
orang-orang yang putus sekolah lebih menerimanya daripada orang-orang lulusan
perguruan tinggi. Akan tetapi, kelebihan itu tidak sampai mengubah aturan yang
berlaku. Maksudnya, setiap orang, mulai dari profesor sampai pemilik toko
kelontong, dapat menerima teori konspirasi.
Menurut jajak
pendapat publik yang dilakukan di Amerika, empat dari sepuluh orang menduga
bahwa perubahan iklim merupakan sebuah penipuan ilmiah Satu dari tiga orang
berpikir bahwa pemerintah menyembunyikan bukti konklusif tentang keberadaan
alien. Jika seseorang merasa ragu tentang sesuatu atau tentang nyata atau
tidaknya sesuatu hal itu berarti la cenderung menerimanya mesikapun sedikit.
Ketika kita memutuskan apa yang masuk akal dan apa
yang tidak masuk akal dalam teori konspirasi adalah mengapa sebagian orang
menerima sepenuhnya apa yang dianggap tidak logis oleh sebagian lainnya? Jika
kita bertanya kepada seseorang mengapa dia menerima atau tidak menerima teori
konspirasi, dia akan memberikan jawaban seperti ini. "Saya membuat
keputusan berdasarkan bukti-bukti."
Mari kita
berbicara tentang sebuah percobaan. Kita sebut percobaan ini dengan
"Percobaan Kerapian" Sekelompok subjek diminta untuk berpikir tentang
sesuatu yang membuat mereka mengalami perasaan negatif dan positif. Misalnya,
bayangkan sekotak es krim. Es krim akan meninggalkan rasa yang enak di mulut
Anda, tetapi juga bisa membuat Anda sakit. Jadi, es krim memiliki sisi baik dan
buruk.
Dalam percobaan ini, setiap subjek duduk di depan komputer dan mulai memikirkan sesuatu yang membuat mereka terjebak dalam kontradiksi, seperti es krim Lalu, subjek mengetik sesuatu di keyboard tentang sisi negatif dan positif dari apa yang ada dalam pikiran mereka. Setelah beberapa saat mereka mengetik, peringatan kesalahan muncul di layar mereka. Ini adalah rencana psikolog.
Para subjek akan
diinstruksikan untuk melanjutkan jawaban mereka di meja yang lain di ruangan
sebelah. Meja-meja di ruangan itu berantakan. Pena, kertas, dan benda-benda
lain berserakan. Kemudian, para subjek yang telah menempati tempat yang
berantakan ini diperlihatkan serangkaian gambar. Ada bentuk- bentuk yang samar
pada sebagian gambar. Sementara itu, pada sebagian gambar lainnya, tidak ada
bentuk yang terlihat. Lalu, subjek-subjek ditanya apa yang mereka lihat pada
gambar yang seperti layar bersemut dan tidak menampilkan bentuk apa pun.
Melihat sesuatu pada gambar yang menampilkan bentuk-bentuk adalah hal yang
biasa. Yang menarik adalah mereka juga melihat bentuk pada gambar lainnya yang
hanya terdiri dari titik-titik samar.
Untuk grup
selanjutnya, percobaan dimulai dengan kegiatan yang sama. Satu-satunya
perubahan dilakukan ketika para subjek pindah ke ruangan lain. Meja-meja masih
berantakan. Kali ini, mereka diminta untuk membantu membersihkan meja terlebih
dahulu. Para subjek dalam kelompok ini melihat lebih sedikit bentuk imajiner
daripada para subjek yang bekerja diruangan yang berantakan.
Hasil percobaan
ini adalah berada di bawah pengaruh emosi yang kontradiktif adalah situasi yang
tidak menyenangkan. Menurut kebiasaan kita, kita selalu mencari keteraturan dan
konsistensi. Dalam situasi seperti itu, kita mencoba mengubah apa yang kita
lihat atau benar-benar mengabaikannya. Emosi yang saling bertentangan dapat
merusak kepekaan kita pada keteraturan. Jadi, untuk menggantikan hal ini, kita
akan mencari keteraturan itu di tempat lain.
Dalam percobaan
lain, teori konspirasi disajikan dengan dua jenis huruf (fon) yang berbeda
kepada para siswa. Sebagian dari para siswa itu diberikan teori ini dalam fon
Arial dan ukuran 12. Sebagian lainnya diberikan dalam fon yang sedikit lebih
sulit dibaca.
Para siswa yang
diberikan teori dalam tulisan yang jelas. dan dapat dibaca memberikan jawaban
yang cukup konsisten bahwa apa yang ada dalam teori itu mungkin benar.
Sementara itu, siswa-siswa yang mendapatkan teori dengan tulisan yang sulit
dibaca menjawab bahwa apa yang ada dalam teori itu sulit diterima.
Hal yang perlu diperhatikan
adalah jika para subjek dalam penelitian ini ditanya mengapa mereka menjawab
seperti itu, mereka akan menjawab sebagai berikut, "Saya telah mendengar
desas-desus tentang konspirasi tempo hari atau "Berbagai konspirasi dibuat
setiap hari. Namun, tidak seorang pun dari mereka berkata, "Ini adalah fon
yang menarik, jadi saya pikir pendapat-pendapat dalam teori ini mungkin benar.
Subjek-subjek tidak secara sadar memutuskan bahwa teori teori itu masuk akal
pada tingkat tertentu. Alam bawah sadar mereka telah melakukan sebagian besar
pengambilan keputusan itu.
Siapakah yang mungkin memegang kendali?
Jantung terus
berdetak meski kita tidak menyadarinya. Paru-paru terus memompa udara, dan
ginjal melakukan tugasnya Otak pun tidak berbeda dari yang lainnya Setiap organ
terdiri dari sel-sel yang memancarkan gelombang listrik dan saling berhubungan
dengan ribuan sel lainnya. Persepsi, pikiran, dan keputusan dibentuk oleh otak.
Jika kita kembali
membahas konspirasi, berpikir bahwa teori konspirasi sama sekali tidak ada
gunanya dan tidak logis akan meningkatkan ketegangan di antara para ahli teori
konspirasi dan para pengkritiknya. Bahkan, para ahli teori konspirasi
beranggapan bahwa mencari alasan psikologis untuk dapat menerima teori
konspirasi adalah hal yang terburuk. Ahli teori konspirasi adalah orang- orang
yang berjumlah sedikit dan berdedikasi dalam hal ini. Mereka biasanya setengah
baya dan memiliki metode penelitian sendiri.
Comments
Post a Comment