Skip to main content

MAKALAH ALQURANUL KARIM DAN PENGHAFAL ALQURANULKARIM




BAB I
LATAR BELAKANG 

Alquranul Karim adalah sebuah samudra lautan, dan Khazanah padanya terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berpikir dengan benar panduan yang menunjukkan hal-hal yang halal dan yang haram, keselamatan dari segala sesuatu yang menipu manusia, pelipur lara bagi hati yang sedang gundah dan naungan yang senantiasa memberikan perlindungan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan kehidupannya baik itu basah, kering, besar, maupun kecil. Semuanya ada di dalam alquranul Karim.
Mukjizat alquranul Karim tidak ada habisnya. Sebanyak apapun orang-orang membaca alquranul Karim mereka tidak akan bisa membuat alquranul Karim menjadi usang. Alquran adalah cahaya yang bersinar terang yaitu cahaya yang telah menerangi dunia dan umat manusia selama 1400 tahun. Namun, seberapa banyak cahaya ini menyinari rumah dan hati kita bisa Kita Renungkan.

Orang yang mempercayai Alquran akan berhasil, orang yang menaati hukumnya akan termasuk orang yang benar orang yang berpegang teguh padanya akan memperoleh Hidayah dan orang yang beramal dengannya akan selamat. Apakah alquranul Karim hanya di t pajang di rak buku atau selalu masuk ke dalam lisan, mata, hati, pikiran, dan doa-doa kita pada setiap kesempatan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, seseorang yang di dalam hadirinnya tidak ada sesuatu dari alquranul Karim bagaikan rumah yang telah usang. Hadits Syarif tersebut menyerupakan orang yang di dalam hati, akal, dan lisannya tidak ada alquranul Karim dengan sebuah rumah yang tidak berguna. Dalam hal ini Abu Hurairah ra berkata, " ketika sebuah rumah dibacakan alquranul Karim di dalamnya akan ada keberkahan dan kelimpahan rezeki, setan-setan akan menjauhi rumah itu, dan malaikat-malaikat akan memasukinya. Ketika sebuah rumah tidak pernah dibacakan alquranul Karim di dalamnya akan selalu ada masalah, kesulitan, dan keresahan." Dengan membaca alquranul Karim, Jutaan umat Islam yang ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memperoleh kesembuhan terbebas dari berbagai kesulitan menjalani kehidupan dunia yang penuh berkah dan meninggal dengan mengharapkan kehidupan akhirat yang penuh berkah. Sebelum beralih pada hubungan kita dengan alquranul Karim yang merupakan sumber kesembuhan dan keberkahan bagi kita dan umat Islam sebelumnya Mari kita bahas sejarah panjang alquranul Karim secara singkat.


Rumusun Masalah
a. Bagaimana sejarah diturunkannya Al-quranul Karim ?
b. Bagaimana Penghafal Al-quranul karim dilakukan pada masa-masa awal Islam ?
c. Apa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghafal Al-Quranulkarim ?
d. Kapan pendidikan tahfidz layak untuk diberikan ?

Tujuan
pada makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui sejarah turunnya Al-quranul karim dan mengetahui langkah-langkah yang diambil untuk menghafal Al-quranul karim serta dapat mengetahui usia yang tepat  untuk menghafal Alquranul karim.

BAB II
PEMBAHASAN
Diturunkannya alquranul Karim

Alquranul Karim tidak diturunkan secara tertulis di atas kertas. Seandainya pun kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu akan berkata, "ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."( Quran surah al-an'am: 7) dapat dipahami dari ayat ini adalah alquranul Karim tidak diturunkan secara tertulis di atas kertas, tetapi diturunkan sebagai wahyu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui Jibril Alaihissalam. Akan tetapi koma penulisan alquranul Karim dijelaskan dalam surah Abasa ayat 13-16." Kitab ini adalah lembaran-lembaran yang mulia, Agung, dan suci. Ditulis oleh para juru tulis yang mulia dan berbudi luhur."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyarankan umatnya untuk menghafal alquranul Karim. Sekitar 1000 sahabat telah menghafal semua surah Alquran Nul Karim, Sedangkan yang lainnya telah menghafal sebagian surah Alquran al-karim. Ketika menginginkan alquranul Karim dihafal, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga ingin alquranul Karim ditulis. Dengan demikian, alquranul Karim dapat melanjutkan perjalanan sejarahnya, baik secara tertulis maupun melalui hafalan, tanpa adanya keraguan. Diantara dua cara ini kami akan membahas cara menghafal alquranul Karim.

Hanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang memahami alquranul Karim dalam arti yang sempurna setelah beliau Ashabul Kiram adalah orang-orang yang juga memahami alquranul Karim. Ashabul Kiram menguasai dan memahami makna alquranul Karim terlebih dahulu, lalu menghafalnya titik tujuan utamanya adalah membaca alquranul Karim sambil merenungi memikirkan dan memahami maknanya. Hal ini harus menjadi tujuan terakhir. Saat ini penghafal alquranul Karim yang sempurna terlihat seperti sebuah proses yang panjang. Akan tetapi, sebisa mungkin kita sebaiknya mengikuti cara Ashabul qiran yaitu terlebih dahulu memahami maknanya kemudian menghafalnya ayat demi ayat.

Penghafal alquranul Karim pada masa-masa awal Islam

Ada banyak sahabat dari kalangan ashabus sufah yang telah dididik sebagai penghafal alquranul Karim di Darul Arqom, ketika berada di Mekkah Al Mukaromah dan di samping Masjid Nabawi ketika berada di Madinah Al Munawaroh. Ashabus suffah selalu Mengisi waktu mereka dengan membaca alquranul Karim. Mereka melewati sebagian besar Waktu mereka bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sambil mempelajari alquranul Karim dan ilmu agama dari beliau titik mereka tidak pernah menyibukkan diri dengan perdagangan, keterampilan pertanian, dan segala bentuk penghasilan lainnya. Mereka hanya mempelajari alquranul Karim dari ilmu-ilmu agama mereka telah merasakan nikmatnya mempelajari alquranul Karim. Kebutuhan mereka dipenuhi oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat lainnya yang tumbuh di lingkungan sederhana dan penuh Cahaya Ilahi ini adalah pasukan Alquran dan hikmah yang berjumlah lebih dari 400 orang. 

Para penghafal alquranul Karim pertama kali muncul diantara mereka titik asal musuhfa menghafal ayat-ayat karimah yang telah turun. Mereka tidak akan beralih ke ayat-ayat selanjutnya sebelum memahami makna perintah dan larangan pada ayat yang sedang mereka pelajari titik pada masa awal agama Islam, ratusan penghafal alquranul Karim surah lahir. Pada saat itu, orang-orang yang sudah hafal alquranul Karim dan mengajarkan kepada orang lain akan diberi gelar "qurra". Pondok-pondok Tahfidz Alquran yang telah mereka Rintis masih terus berjalan hingga saat ini dengan cara yang sama.
Sistem dan kegiatan grafis alquranul Karim adalah anugerah paling mulia yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Anugerah Mulia ini mencapai puncaknya pada masa sahabat titik pada periode selanjutnya, pendidikan tahfidzul Qur'an mulai di sistematiskan misalnya, kegiatan Tahfidz Alquran Al Karim bisa dikatakan telah melembaga dengan berdirinya Darul Huffadz dan Darul qurra pada masa Kesultanan seljuk. Pada masa Kesultanan Turki Usmani seorang murid yang menyelesaikan maktab sibyan(pendidikan dasar) pertama-tama akan pergi ke Darul huffadz dan menyelesaikan hafalan di sana titik kemudian, ia akan melanjutkan pendidikan ke Darul qurra untuk mempelajari asyarah dan taqrib. Ya itu macam-macam qiroah dan cara membacanya. Para pengajar yang memimpin lembaga-lembaga ini disebut raisul huffadz dan raisul qurra.

Menurut data yang dicatat oleh Aulia Çelebi, jumlah penghafal alquranul Karim yang ada di Istanbul mencapai 9000 orang yang 3000 orang diantaranya adalah perempuan titik dalam berbagai upacara, para penghafal Alquran akan melewati Istana tempat Sultan menyaksikan parade sambil membaca surah al-fath. 

Sepanjang sejarah, di setiap wilayah Islam selalu terdapat lembaga-lembaga pendidikan yang mencetak para hakim. Tempat-tempat ini biasanya diberikan nama-nama yang berarti Madrasah Alquran titik di madrasah-madrasah Alquran ini biasanya disediakan satu rehai dan 1 alas duduk untuk setiap murid. Selain itu, setiap murid di Afrika juga diberikan papan kayu. Murid-murid di sana membaca ayat-ayat yang mereka tulis sendiri di papan kayu masing-masing, lalu menghafalnya. Metode penulisan dan penghafalan ayat-ayat alquranul Karim ini diterapkan di tempat-tempat yang tidak ada kertas. Para santri penghafal Alquran selalu berkumpul untuk belajar sebelum guru mereka datang dan mereka akan duduk dengan rehai masing-masing, lalu mulai menghafal alquranul Karim.

Langkah pertama dalam menghafal alquranul Karim

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Alquran adalah sebuah tali yang salah satu ujungnya berada di Allah subhanahu wa ta'ala dan ujung lainnya berada di tangan kalian. Jika kalian berpegang teguh pada tadi tersebut, kalian Selamanya tidak akan tersesat dan tidak akan tercela." Orang-orang yang memahami alquranul Karim sebagai sebuah mukjizat Ilahi akan berusaha berpegang teguh padanya dengan sekuat mungkin. Salah satu di antara mereka adalah para penghafal alquranul Karim. Dalam bahasa Arab Hafiz adalah kata sifat yang berasal dari akar kata hifz yang artinya melindungi memelihara, dan menghafal. Orang-orang yang menghafal alquranul Karim (114 surah 6666 ayat) disebut sebagai Hafiz.

Rasulullah swa adalah ornag pertama yang mengukir dan menjaga alquranul karim didala hati dan ingatannya. Selanjutnya diikuti oleh empat khalifah besar yaitu sayidina Abu Bakar sayidina Umar Bin Khatab, sayidina Ustman, sayidina Ali Radhiyallahuanhum. Selanjutnya sebagian penghafal Al-quranulkarim dari kalangan muhajir adalah Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqash, Mush'ab bin Umair dan Abu Hurairah radhiallahu a'nhum. Sedangkan dari kalangan sahabat perempuan adalah sayidah Aisyah, sayidah hafshah, Sayidah ummu salamah, dan dari kalangan anshar adalah Ubay bi ka'ab, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit Zaid Al-anshari dan Abu Darda Radhiallahuanhum ajmain.

Dalam sebuah ayat karimah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjelaskan tiga kelompok penghafal Alquran sebagai berikut, "kemudian kami mewariskan kitab itu kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menzalimi diri mereka sendiri, ada yang mempertengahan, dan ada juga yang terdepan dalam kebaikan dengan izin Allah titik yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. "(Quran surah al-fatir: 32 kelompok pertama adalah orang yang menzalimi diri mereka dengan melupakan hafalannya. Kelompok kedua adalah orang-orang Yang pertengahan, yaitu orang yang berusaha sebisa mungkin untuk tidak melupakan hafalannya. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, yaitu orang-orang yang senantiasa memikirkan Bagaimana caranya agar bisa menjaga hafalannya, bisa lebih memahami maknanya, dan bisa mengamalkan dengan lebih baik. Demikianlah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memuji para penghafal Alquran dari kelompok ketiga ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menganugerahi mereka keindahan lahir dan batin dengan keindahan akhlak mereka. Sebab, keindahan ini adalah ketertarikan mereka terhadap alquranul Karim. Agar menjadi seorang Hafiz yang dipuji oleh Allah subhanahu wa ta'ala seseorang tidak cukup hanya menghafal lafal Alquran al-karim saja tetapi juga harus berusaha memahami maknanya mengamalkan, dan menghidupkannya.

Usia yang tepat untuk pendidikan Tahfidz

Sebagaimana segala sesuatu memiliki waktu yang tepat, tentunya usia juga memiliki peran penting dalam pendidikan Tahfidz. Masa remaja khususnya masa remaja awal ( masa sebelum pubertas) dianggap sebagai waktu terbaik untuk mulai menghafal alquranul Karim. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda "Barang siapa mempelajari alquranul Karim pada masa remajanya, maka alquranul Karim akan mendarah daging pada dirinya". Dalam hadis tersebut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menunjukkan pentingnya mempelajari alquranul Karim pada masa remaja. Usia ini adalah yang paling produktif dalam hal kemauan sedikitnya kesibukan dan ketenangan pikiran titik pada masa remaja dan masa remaja awal, pikiran seorang masih jernih, kesibukannya masih sedikit, dan otaknya masih segar titik oleh karena itu menghafal alquranul Karim pada usia ini akan lebih mudah.

Meskipun tidak ada batasan usia untuk menghafal alquranul Karim dalam tradisi kita dianjurkan untuk mulai menghafal sebelum mencapai usia 15 atau 16 tahun. Sayidina Ali Ra mengibaratkan hati seorang anak pada usia ini dengan lahan kosong dan mengatakan bahwa anak tersebut akan menerima pengetahuan apapun yang diberikan kepadanya. Akan tetapi, masa remaja ini berlaku dengan cepat seperti Fatamorgana. Adapun orang yang berada di usia dewasa dan usia tua tidak mampu berusaha keras namun, pada kelanjutan hadits yang telah disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda"Barang siapa mempelajari alquranul Karim, memperhatikan, dan tidak melupakan pada usia tuanya niscaya baginya ada pahala dua kali lipat". Dengan hadis Syarif ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendorong umat Islam untuk tetap mempelajari alquranul Karim pada usia lanjut. Ada juga pemahaman di kalangan masyarakat bahwa hafalan Alquran hanya bisa dilakukan pada usia 10 sampai dengan 15 tahun. Namun menurut penelitian, tingkat pemahaman dan penalaran manusia mencapai puncaknya pada usia antara 20 sampai 40 tahun. Orang-orang yang tidak berkesempatan menjadi Hafiz pada masa mudanya dapat memanfaatkan periode ini untuk menghafal alquranul Karim.

Cara menghafal Alquran menggunakan metode Tahfidz Turki Utsmani

Sepanjang sejarah bermacam-macam sistem dalam penghafalan alquranul Karim telah diterapkan di berbagai wilayah yang berbeda titik di beberapa tempat seperti Afrika, hafalan dimulai dari surah al-fatihah hingga surah an-nas sedangkan di beberapa tempat lainnya alquranul Karim dihafal surah demi surah. Di negara Turki, sistem Tahfidz yang biasa disebut "metode Turki Usmani" telah diterapkan sejak masa Kesultanan Turki Usmani dan masih menjadi metode Tahfidz yang paling banyak diterapkan hingga saat ini.

Menurut metode Turki Usmani, pengafalan alquranul Karim dimulai dari halaman terakhir setiap juz. Ketika seseorang menyelesaikan hafalan semua halaman terakhir berarti ia telah menyelesaikan putaran pertama. Pada putaran kedua santri menghafal halaman kedua dari akhir. Begitu pula pada putaran ketiga, ia akan menghafal halaman ketiga dari akhir. Di setiap putaran, halaman-halaman yang sebelumnya telah dihafal akan terus diulang titik Dengan demikian hafalan sebelumnya akan makin kuat menurut sistem Tahfidz ini, para santri yang menyelesaikan 20 putaran berarti telah menjadi Hafiz.

Tiga kiat penting dalam menghafal dari para penghafal Alquran (Hafiz)

1. Menghafal satu halaman dalam waktu yang singkat atau lama itu tergantung pada pribadi masing-masing. Jika kita lebih fokus pada membaca binnazhar ( membaca sambil melihat) ketika menghafal otak kita tidak akan Terlalu Lelah titik dengan begitu halaman tersebut akan lebih cepat dihafal.
2. Setelah selesai membaca binnazhar, hafalan sebaiknya dilakukan baris-berbaris. Mengapa dengan membagi dua setiap baris yang akan dihafal dapat membuat mata lelah titik setidaknya, melanjutkan hafalan setelah menghafal satu baris penuh akan menurunkan waktu menghafal dari 10 menit menjadi 5 menit.
3. Pada saat melakukan murojaah, kita perlu memusatkan perhatian sepenuhnya untuk membaca bin Nazar dan mematuhi aturan tajwid, serta perlu berkonsentrasi pada halaman yang sedang diulang. Jika melakukan hal ini kita akan memperoleh hasil yang baik dengan lebih cepat. 

Ketiga poin ini merupakan hal teknis yang diperlukan saat menghafal Alquran.

BAB III
KESIMPULAN 

Alquranul Karim tidak diturunkan secara tertulis di atas kertas. Seandainya pun kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu akan berkata, "ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."( Quran surah al-an'am: 7) dapat dipahami dari ayat ini adalah alquranul Karim tidak diturunkan secara tertulis di atas kertas, tetapi diturunkan sebagai wahyu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui Jibril Alaihissalam. Akan tetapi koma penulisan alquranul Karim dijelaskan dalam surah Abasa ayat 13-16." Kitab ini adalah lembaran-lembaran yang mulia, Agung, dan suci. Ditulis oleh para juru tulis yang mulia dan berbudi luhur."

Ada banyak sahabat dari kalangan ashabus sufah yang telah dididik sebagai penghafal alquranul Karim di Darul Arqom, ketika berada di Mekkah Al Mukaromah dan di samping Masjid Nabawi ketika berada di Madinah Al Munawaroh. Ashabus suffah selalu Mengisi waktu mereka dengan membaca alquranul Karim. Mereka melewati sebagian besar Waktu mereka bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sambil mempelajari alquranul Karim dan ilmu agama dari beliau titik mereka tidak pernah menyibukkan diri dengan perdagangan, keterampilan pertanian, dan segala bentuk penghasilan lainnya. Mereka hanya mempelajari alquranul Karim dari ilmu-ilmu agama mereka telah merasakan nikmatnya mempelajari alquranul Karim. Kebutuhan mereka dipenuhi oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat lainnya yang tumbuh di lingkungan sederhana dan penuh Cahaya Ilahi ini adalah pasukan Alquran dan hikmah yang berjumlah lebih dari 400 orang. 

Sebagaimana segala sesuatu memiliki waktu yang tepat, tentunya usia juga memiliki peran penting dalam pendidikan Tahfidz. Masa remaja khususnya masa remaja awal ( masa sebelum pubertas) dianggap sebagai waktu terbaik untuk mulai menghafal alquranul Karim. Menurut metode Turki Usmani, pengafalan alquranul Karim dimulai dari halaman terakhir setiap juz. Ketika seseorang menyelesaikan hafalan semua halaman terakhir berarti ia telah menyelesaikan putaran pertama. Pada putaran kedua santri menghafal halaman kedua dari akhir. Begitu pula pada putaran ketiga, ia akan menghafal halaman ketiga dari akhir. Di setiap putaran, halaman-halaman yang sebelumnya telah dihafal akan terus diulang titik Dengan demikian hafalan sebelumnya akan makin kuat menurut sistem Tahfidz ini, para santri yang menyelesaikan 20 putaran berarti telah menjadi Hafiz.

Comments

Populer

MAKALAH SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

MAKALAH SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN KATA PENGANTAR Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai “Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis kepada yang terhormat : kepada dosen yang telah membimbing kami dalam membuat proses pembuatan makalah,dan kepada kawan-kawan semua. Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jualah penulis memohon doa sehingga bantuan dari berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan s

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

BAB I PENDAHULUAN        A.     Latar Belakang Masalah             Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam keadaan hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidip, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyakut dengan masa depan kita. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup mengantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap, kita harus bertindak sengat menyedihkan bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan de

MAKALAH KEDUDUKAN HADIST DAN FUNGSI HADIST TERHADAP AL-QURAN

KEDUDUKAN HADIST DAN FUNGSI HADIST TERHADAP AL-QURAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang            Islam sebagai agama yang sempurna yang mengatur disegala aspek kehidupan seorang anak manusia. Selain Al-Qur’an, umat Islam juga memiliki tuntunan lain sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia ini, yaitu As-Sunnah (ucapan, perbuatan dan sikap) yang telah diteladani oleh Rasulullah SAW. Berangkat dari penjelasan di atas, maka sangatlah penting bagi umat Islam untuk memahami dan mempelajari hadits (As-Sunnah) agar dapat menentukan mana hadits yang dapat menjadi landasan hukum dalam berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia. B.Rumusan  Masalah Bagaimana kedudukan Hadist terhadap Al-quran? Apa fungsi Hadist terhadap Al-quran ? C. Tujuan Mengetahui kedudukan Hadist terhadap Al-quran. Mengetahui fungsi Hadist terhadap Al-quran. BAB II PEMBAHASAN A.     kedudukan Hadist terhadap Al-quran 1.       Sumber ajaran islam kedua s